SEBUAH KEHORMATAN

21.42 / Diposting oleh KMK~PKM /

Seorang pekerja yang sudah lama bekerja pada sebuah perusahaan, sangat gembira karena ia mendapatkan kenaikan jabatan. Kegembiraan itu, ia lampiaskan dengan mengundang teman-temannya untuk makan malam bersama. Ketika malam tiba, seluruh teman-teman yang diundangnya datang dengan mengucapkan selamat. Lalu tibalah saatnya untuk berbicara dan menyampaikan kesan dan pesan. Dalam sambutannya, ia berkata demikian: "teman-teman, mungkin sepintas aku sangat bergembira karena mendapatkan kehormatan atas kenaikan jabatan ini, namun jauh di dalam hatiku, sesungguhnya aku bertanya, tugasku ini semakin berat, mampukah aku menjalaninya? atau semakin mundurkan perusahaan yang nantinya aku pimpin? atau bisa jadi aku semakin malas untuk bekerja, karena aku harus terus berfikir yang akhirnya aku menjadi jenuh untuk berfikir". Perkataan itu menyadarkan teman-temannya bahwa sesungguhnya semakin meningkat jabatannya, semakin berat pulalah beban yang dipikulnya.

Tahukah anda, bahwa adalah sebuah kehormatan bagi setiap orang untuk dapat diikutsertakan Allah dalam panggilanNya menuju terang Allah yang ajaib. Kehormatan yang diberikan Allah itu, bukan untuk disiasiakan, justru melalui kehormatan itulah tanggungjawab kita sebenarnya menjadi lebih dibanding sebelumnya. Mewartakan Kerajaan Allah adalah tugas dan tanggungjawab yang harus kita emban kapanpun dan dimanapun, karena itulah kehormatan yang diberikan Allah kepada kita.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, terkadang kita merasa jenuh karena kita harus menjalankan seluruhnya itu (mewartakan Injil dengan sikap dan kata). Persoalannya, tugas itu kita posisikan kepada "beban" bukan kita posisikan kepada "sifat", akhirnya karena kejenuhan, kita berusaha menghindar dari tanggungjawab namun tidak ingin kehilangan kehormatan. Apakah mungkin?

Persoalannya itu tidak mungkin, setiap manusia memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing yang menjadi kehormatannya sendiri. Menjadi pengikut Kristus memiliki tugas dan tanggungjawab yang diembankan kepada pundak kita masing-masing (memikul salib). Itu harus kita jalankan karena hal itu menjadi kesukaan, bukan beban. Dengan demikian, kehormatan yang Allah berikan akan tetap menjadi milik kita dan kita bukan termasuk orang-orang yang melalaikan tugas serta tanggungjawab.

Label:

0 komentar:

Posting Komentar