Mimpi Kali Yee

02.51 / Diposting oleh KMK~PKM /

Siaran televisi yang diputar setiap hari Kamis malam di SCTV menimbulkan suatu pemikiran dan teguran halus tentang kerinduan dan harapan. Acara ini mengisahkan keinginan anak manusia untuk dapat bertemu secara langsung dengan pujaan hatinya. Semua hal yang berkaitan dengan sang idola dikumpulkan, mulai dari guntingan koran, foto, kaus, bahkan sampai mencoba mengimitasi kepribadian dan perilaku sang idola.

Ini mengingatkan saya akan masa lalu. Masa-masa di mana krisis identitas begitu merasuk dalam hati saya. Kala itu, pribadi yang sangat saya kagumi adalah seorang vokalis terkenal yang bernama Kurt Cobain. Semua album Nirvana mulai dari Bleach, In Utero, sampai versi unplugged saya koleksi. Sejarah dan perjalanan hidupnya sangat menarik hati. Majalah-majalah musik seperti majalah Hai dapat memuaskan sedikit dahaga saya akan informasi tsb. Saya membutuhkan seorang figur untuk mengisi kekosongan dan kehampaan yang saya temui.

Sering kali ketika segala sesuatunya begitu suram dan samar, lagu-lagu yang mengekspresikan keputusasaan dan depresi menjadi sarana untuk membuai saya ke alam lain, berlari dan bersembunyi. Tidak hanya itu saja, semua band yang memiliki lagu dengan nuansa seperti ini, saya pelajari dan nyanyikan. Ambil saja contohnya lagu Creep, karangan Radio Head. Dengan nada yang tertekan, syair "But I'm a creep..." saya hayati dan resapi.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, saya semakin menyadari bahwa saya tidak pernah menemukan jawaban atas krisis identitas yang saya hadapi. Tetap saja kekosongan dan kehampaan terus menguntit dan menghantui.

Sampai suatu ketika, dalam jam, menit, dan detik yang tidak akan pernah saya lupakan, saya akhirnya bertemu dengan seorang pribadi yang begitu dekat dan nyata. Membuat saya tersungkur dan menangis. Seorang pribadi yang mengenal hati saya jauh melebihi saya mengenalnya, telah menjamah dan menghancurkan hati yang keras dan tandus itu.

Idola saya perlahan-lahan mulai berubah. Berpindah dari mengidolakan seorang pribadi yang terbatas dan fana kepada seorang pribadi yang tidak terbatas dan kekal. Dalam hati saya, nama yang terukir bukan lagi Kurt Cobain tetapi YESUS KRISTUS.

Bila Anda ingin mengetahui bagaimana kira-kira ekspresi yang terjadi ketika bertemu dengan Yesus, paling sedikit sama seperti ketika Anda menonton acara televisi Mimpi Kali Yee di SCTV setiap Kamis malam. Dengan hati yang terkejut, mereka berlari memeluk sang idola dan menangis histeris. Betapa bahagianya...!

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda menemukan idola yang sejati itu? Sudahkah Anda mengalami kasih-Nya yang sejati itu? Bila direnungkan sejenak, kejadian yang ada di televisi itu jauh berbeda dengan pertemuan kita dengan Tuhan. Bukan kita yang berlari menyambut-Nya tetapi Dia yang berlari menyambut kita. Ketika kita justru terdiam seribu bahasa dan berdiri tegak dengan wajah penuh penyesalan, Dia datang memeluk kita. Dan tanpa diminta, air matapun mengalir dengan deras dengan bibir bergumam, "Tuhan, ampuni saya..."

Bagaikan mimpi, kita memasuki alam baru dengan pikiran dan hati yang baru. Segala pencarian dan penantian akhirnya tiba pada satu titik yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dialah jawaban atas semua krisis identitas yang kita hadapi. Dialah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita dalam hidup ini.

Allah telah datang ke dunia dan menjadi manusia untuk berjumpa dengan orang-orang yang dikasihi-Nya. Mimpi? Tidak. Itu benar-benar terjadi. Dia berjanji akan datang kembali, membawa kita untuk tinggal bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya. Mimpi? Tidak. Itu pasti akan terjadi.

Sudahkah Anda mengalami hal ini? Mimpi dari segala mimpi menjadi kenyataan dalam hidup Anda? Bertemu dengan Yesus secara pribadi dan mengundangnya masuk ke dalam hati dan kehidupan Anda? Dan ketika hal itu terjadi, saya percaya Anda akan berkata, "Itu bukan mimpi. Sama sekali bukan mimpi!"

Mari kita renungkan sejenak dan melayangkan pandangan dan pikiran kita kepada Dia. Allah yang penuh dengan kemuliaan. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan seluruh isinya. Allah yang memiliki ribuan malaikat yang siap menerima perintah. Allah yang kebijaksanaan-Nya dan kasih-Nya tidak terukur. Allah yang sanggup menghancurkan dan melembutkan hati yang telah membeku. Allah dari segala allah. Allah yang wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari terik, yang matanya bagaikan nyala api, mengenakan jubah putih menyilaukan, yang dengan gagah mengendarai seekor kuda. Dialah Alfa dan Omega. Singa dari Yehuda yang telah menang membawa kebebasan. Anak Domba yang telah disembelih demi menebus dosa-dosa kita. Namanya Yesus Kristus, Bapa kita.

Apa yang menjadi idola kita sekarang? Apa yang menjadi pusat perhatian kita saat ini? Yesus atau hal yang lain? Apakah uang, posisi, status, hubungan, dan semua yang fana itu menjadi fokus kita saat ini? Jika ya, ini saatnya kita untuk berhenti dan berdoa. Ini saatnya untuk datang kepada Dia dan memohon ampun. Mulai belajar untuk menempatkan Dia sebagai satu-satunya idola. Belajar untuk menempatkan Dia di atas segala-galanya, di atas semua orang yang kita kasihi. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Hati, jiwa dan akal budi kita dipenuhi oleh Dia. Ketiganya dipenuhi oleh cinta yang tulus dan murni kepada-Nya. Itu yang Dia inginkan dari kita. Dia menginginkan agar setiap kita menjadikan Dia idola satu-satunya yang jauh melebihi idola manapun juga.

Marilah kita berseru, bernyanyi dan tersungkur menyembah bersama-sama dengan semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya bahwa, "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!. Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Amin…

Label:

0 komentar:

Posting Komentar